Tepat setahun lalu, notifikasi whatsapp berbunyi. Sebuah pesan singkat dari sahabat di kampung halaman berbunyi,

"Mip, kapan pulang?"

Pesan tersebut membuat ku terdiam beberapa saat, berbagai kerinduan tentang kampung halaman berlomba-lomba meminta untuk diingat. Ku balas dengan mantap,

"Kalau udah PANTAS bakalan pulang, tolong doakan"

"PANTAS"
Standar apa yang akan digunakan untuk menyatakan kepantasanku untuk pulang?
Apa? Apakah saat mengantongi gelar sarjana? Saat sudah tidak menggantungkan hidup pada orang tua? Saat memiliki banyak relasi? atau apa?

Hingga hari ini aku tak mampu menjawabnya.
Setelah ujian untuk mendapat gelar sarjana dilalui, aku justru semakin takut untuk pulang.
Ketika sudah memiliki penghasilan sendiri, aku merasa belum cukup untuk dibawa pulang.
Relasi? Dimana? Begitu banyak relasi di Solo, tapi apakah berguna? Relasi di Solo justru membuatku semakin takut untuk pulang. Solo -tanah rantau- menjadi zona nyaman hidupku. Sulit untuk ku keluar dari zona nyaman ini!

Sayangnya, kapan pantas itu menurutku tak mampu ku jawab.
Aku belum berani untuk keluar dari zona nyaman ini :(
Perkara ini membuatku semakin sensitif, Jadi, kalau ada yang tanya kenapa aku ngegas dan lebih sering marah-marah. Maaf ya :'

Tulisan sehari setelah Sidang. di post karna ingin.


Selasa, 6 Agustus 2019

Comments

Popular posts from this blog

Rangkuman Materi Tema 4 Hak dan Kewajibanku Kelas 3 SD/MI